Menurut American Marketing Association yang dikutip oleh Kleindl dan Burrow (2005) marketing adalah proses perencanaan dan pelaksanaan dari ide atau pemikiran konsep, harga, promosi dan distribusi. Marketing dapat diartikan lebih sederhana yakni pembangunan dan pemeliharaan hubungan yang saling memuaskan antara perusahaan dan konsumen.
Saat ini marketing telah berkembang seiring dengan perkembangan teknologi. Aktivitas marketing menjadi lebih luas dengan adanya internet. Penggunaan internet dan fasilitas yang ada di dalam internet untuk melakukan aktivitas marketing dikenal sebagai e-marketing (Kleindl dan Burrow, 2005).
Menurut Boone dan Kurtz (2005) e-marketing adalah salah satu komponen dalam e-commerce dengan kepentingan khusus oleh marketer, yakni strategi proses pembuatan, pendistribusian, promosi, dan penetapan harga barang dan jasa kepada pangsa pasar internet atau melalui peralatan digital lain.
Sedangkan menurut Strauss dan Frost (2001) e-marketing adalah penggunaan data dan aplikasi elektronik untuk perencanaan dan pelaksanaan konsep, distribusi, promosi, dan penatapan harga untuk menciptakan pertukaran yang memuaskan tujuan individu dan organisasi.
Keuntungan yang dapat diberikan dengan adanya penggunaan E-marketing ini bagi perusahaan menurut Jamal (1996:18) yaitu:
a. Mampu menjangkau berbagai konsumen dalam suatu lingkungan yang belum dipenuhi oleh pesaing.
b. Target adalah konsumen yang telah terbagi ke dalam kelompok dan mengembangkan dialog berkelanjutan.
c. Transaksi binis secara elektronik dan dengan biaya yang rendah.
E-mail dan data files dapat dipindahkan kepada konsumen yang terpilih atau semua konsumen dalam hitungan detik.
d. Jalur proses penjualan langsung dari produsen ke pengguna tanpa harus melewati jalur distribusi klasik.
e. Dapat menambahkan produk untuk dipasarkan secara cepat dan melakukan perubahan dalam rencana penjualan dengan sangat cepat.
. Dapat melacak kegiatan penjualan yang sudah terjadi, langkah-langkahnya dan hasil yang didapat.
g. Dapat mengawasi pesaing
h. Menciptakan dialog antara perusahaan dengan konsumen
i. Dapat mendistribusikan program dan informasi tentang produk melalui E-mail atau file transfer.
Dalam pelaksanaan dan pengaplikasisan E-marketing perlu digunakan alat
yang berbasis TI untuk menunjang E-maketing yang akana dijalankan
,contoh-contoh alat berbasis TI tersebut sebagai berikut :
A. Interactive Digital Television
Interactive Digital Television adalah sebuah media baru dengan format
televisi tetapi dapat dinikmati melalui adanya saluran layanan sambungan
internet di rumah sehingga audiences dapat memilih sendiri acara apa
yang ingin ditonton. Banyak orang berkata bahwa IDTV ini sudah ada sejak
adanya
anak-anak yang melibatkan penonton itu sendiri. Penonton dibawa untuk
mandiri dengan memilih acara, program yang ingin dilihat sampai iklan
dengan barang yang ingin dibeli. Hal ini, tentunya, membuat marketer
semakin memahami keinginan target market.
g
B. Digital Radio
Ada 2 jenis radio digital, yaitu Digital Audio Broadcasting (DAB) dan
Web radio. Digital Audio Broadcasting (DAB), sama seperti radio
konvensional, hanya saja display yang digunakan untuk mencari saluran
adalah sebuah liquid crystal display yang besar. Sedangkan web radio
adalah radio yang didengarkan melalui streaming di internet serta
mengunakan beberapa plug-ins seperti real media atau windows media
player.
C.Mobile (or wireless) Devices.
Teknologi berbasis mobile devices adalah teknologi yang baru. Berawal
dari telepon genggam, text messaging atau SMS (short message service)
mulai menjadi fenomena. Setelah itu, banyak fasilitas lain yang
ditawarkan oleh telepon genggam (seperti WAP di GSM, I-mode di Jepang,
GPRS dan EDGE sampai pada 3G dan juga UMTS yang berbasis wireless
network. Selain itu ada juga teknologi bluetooth yang berguna untuk
viralcommunication, community activities dan juga location-based
services. Ada juga BlueJacking, Voice Portaldan Unified Messaging
System. Dengan kemajuan mobile device yang begitu cepat dan selalu
terupdate tiap periodnya sehingga sekarang orang dapat mengakses
internet dimana saja dan kapan saja melalui handphone,smartphone dan
gadget yang mereka miliki.
Paul Smith memperkenalkan metode SOSTAC dalam perencanaan pemasaran
(marketing plan) yang diakui beberapa pihak merupakan metode perencanaan
pemasaran yang mudah dipahami dan dijalankan perusahaan. Dalam
postingan kali ini kami akan mencoba memberikan penjelasan tentang apa
itu metode perencanaan pemasaran SOSTAC. Metode SOSTAC oleh Paul Smith
a. Situation analysis
Pada tahap awal ini dilakukan dalam menyusun perencanaan pembangunan
e-marketing dimana pada tahapan ini dilakukan analisis kondisi atau
tingkat keefektifan dari aktivitas marekting. Hasil analisis yang
diperoleh dapat digunakan sebagai bahan menyusun strategi marketing yang
baru. Dalam tahap ini perusahaan mengumpulkan informasi mengenai
keadaan internal dan eksternal perusahaan sehingga mereka tahu konsisi
perusahaan mereka di dalam marketlace.
b. Objectivities
Setelah perusahaan mengetahui posisi mereka dalam marketplace kemudian
saatnya menentukan tujuan. Tujuan mengarahkan perusahaan supaya fokus
hanya pada hal-hal yang ingin dicapai. Bila perusahaan mempunyai tujuan
yang jelas dan spesifik maka hal itu akan membantu perusahaan agar lebig
terarah dalam melaksanakan perencanaan dan memudahkan perusahaan dalam
proses evaluasi untuk menemukan dan memperbaiki kesalahan dalam mencapai
tujuan.
c. Strategy formulation
Setelah tujuan yang ingin dicapai berhasil dirumuskan makan penyusunan
strategi yang tepat sasaran dapat dilakukan. Bagaiman strategi itu
berjalan,bagaimana strategi itu dapat beradaptasi dengan lingkungan dan
bagaiman strategi itu dapat mengarahkan kita untuk mencapai sebuah
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
d. Tactics
Dalam tahap ini perusahaan dituntut untuk dapat memikirkan dan
mengimplementasikan sebuah taktik yang jitu. Taktik adalah penjabaran
detail dari langkah-langkah atau tahap-tahap yang akan dilakukan untuk
pelaksanaan sebuah strategi yang akan digunakan guna mencapai tujuan.
e. Action
Setelah berhasil merumuskan taktik saatnya untuk memecah taktik tersebut
menjadi sebuah rangkaian rencana kerja yang terstruktur dan terjadwal.
Pada tahap ini dapat dibuat suatu jadwal kerja dalam bentuk flow chat
atau yang lainnya untuk membuat perencanaan budget alokasi sumber daya
secara detail, membuat risk management plan dll.
f. Control
Pada tahapan ini yang dimaksut control adalah memonitor dan mengevaluasi
secara berkala apakah fungsi marketting yang telah diterapkan
perusahaan sudah berhasil mencapai tujuan ataukah belum. Jika belum
kesalahan apa saja yang mungkn membuat pencapaian tujuan menjadi
terhambat dan bagaimanakah cara untuk memperbaikinya . Perusahaan harus
mamu mendiagnosa secara teratur tingkat ke efektifan strategi dan taktik
yang dijalankan apakah sudah berhasil ataukah belum.
Dengan metode SOSTAC yang telah diuraikan atas maka metode tersebut dapat diterapkan pada E-marketing :
a. Situation analysis
Pada tahap ini, perusahaan mengumpulkan semua informasi yang dibutuhkan
untuk melakukan perencanaan e-marketing dengan menggunakan analisis SWOT
(Strength, Weakness, Opportunity, Threats) terhadap customer atau
lingkungan sekitar perusahaan.
b. Objectivities
Setelah perusahaan telah mengetahui posisinya, ia akan mulai menentukan
tujuan / sasaran e-marketingnya. Karena ini akan menentukan besar
tidaknya kemungkinan mendapat customer yang banyak dan agar dapat
men-spesifikasikan sasaran e-marketingnya agar cakupan tidak terlalu
luas dan dapat menghemat biaya pengiklanan.
c. Strategy formulation
Setelah sasaran ditentukan, perusahaan akan langsung menyusun strategi
untuk dapat memenuhi sasaran tersebut. Agar dapat dengan jelas
pelaksanaannya dan agar dapat terorganisir jalannya e-marketing yang
akan dijalankan.
d. Tactics
Strategi tanpa taktik jitu seperti masakan tanpa garam. Jadi perusahaan
selain dituntut untuk merumuskan strategi e-marketing, perusahaan juga
dituntut untuk dapat merumuskan taktik jitu untuk memaksimalkan kinerja
strategi e-marketing. Taktik akan sangat membantu strategi jika
benar-benar dipikirkan secara matang dan baik-baik. Tapi hal ini tidak
menutup kemungkinan untuk adanya kecurangan dalam e-marketing.
e. Action
Setelah strategi dan taktik di susun. Saatnya merancang rancangan
kinerja yang akan dilakukan. Apa-apa saja yang akan dilakukan.
Urut-urutan untuk menjalankan e-marketing tersebut. Mulai dari awal
hingga tercapainya iklan ke customer.
f. Control
Perusahaan pasti tidak bisa begitu saja meninggalkan pemasarannya
walaupun itu sudah berjalan. Ia pasti akan memonitor bahkan melakukan
survei apakah e-marketing yang ia jalankan berjalan dengan baik dan
memenuhi sasaran atau tidak. Tidak ada yang sempurna di dunia ini. Pasti
ada kelebihan dan kekurangannya. Perusahaan pasti akan mengevaluasi dan
memperbaiki kesalahannya tersebut agar dapat berjalan sesuai dengan
yang ia kehendaki. Inilah yang dimaksud control.
Untuk memperjelas bagaimana itu metode SOSTAC berikut ini contoh penerapan metode SOSTAC yang dilakukan oleh AXIS :
1. Situation (Situasi)
Lingkungan di AXIS relatif homogen karena terdiri dari sebagian besar
pada gerak usaha operator seluler dimana staf pekerja AXIS adalah ,
marketing dan sebagian kecil dari non anggota pemasaran. Suasana yang
terasa di AXIS ini adalah suasana marketing, terasa sekali semangat dan
di tuntut untuk mencapai target pemasaran,sehingga bisa dikatakan
situasi kondisinya logis tenaga marketing secara langsung ataupun
supporting sistem. Sehingga keluasan usaha, cakrawala pengetahuan dalam
bidang marketing menjadi hal yang penting.
Analisis SWOT yang adalah :
a.Strength (kekuatan)
AXIS memulai kiprahnya sebagai operator GSM nasional yang mendambakan
penawaran harga sederhana, transparan dan bersaing. Penawaran seperti
itulah yang akhirnya dijadikan sebagai motto AXIS dengan tagline “GSM
yang Baik”. “Penawaran harga yang rumit di pasar sering menimbulkan
kebingungan di kalangan pelanggan telepon selular,” ujar Erik Aas,
Presiden Direktur AXIS saat peluncuran AXIS di Hotel Ritz Carlton,
Jakarta. Erik menambahkan bahwa karena itu, Axis menawarkan kepada
pelanggan telekomunikasi di Indonesia sesuatu yang benar-benar baru.
Sebagai layanan GSM yang terjangkau, sederhana dan transparan dimana
pelanggan dapat mengetahui dengan pasti berapa jumlah uang yang
dikeluargkan setiap selesai berkomunikasi.
b.Weaknest (kelemahan)
Tarif yang ditawarkan oleh semua operator telekomunikasi di Indonesia
semakin menarik, namun itu saja belum cukup karena kualitas layanan juga
harus semakin ditingkatkan. Akhirnya pelangganlah yang akan menentukan
operator mana yang akan digunakan sesuai dengan kebutuhan.
Kelemahan AXIS adalah menghadapi pesaing-pesaing provider yang lain
adalah dengan persaingan harga yang cukup ketat, merupakan pemain lama
yang memiliki, akses pelanggan dan jaringan yang cukup kuat. Sedangkan
Indosat dan telkomsel adalah perusahaan BUMN yang memiliki kekuatan yang
cukup mampu bertahan dan memiliki sebuah kemapanan secara keuangan dan
politik. Sedangkan AXIS merupakan perusahaan swasta yang masih
membutuhkan banyak dana oprasioanl dan masih mencari para pelanggan yang
baru serta masih belum cukup mempunyai nama.
c.Oportunity (Peluang)
AXIS memperkenalkan struktur tarif yang sederhana bagi para
pelanggannya. Tarif sederhana tersebut berlaku saat pertama kali
pelanggan menggunakan layanan.
“Kami yakin konsumen akan mendapatkan manfaat dari tarif yang murah dan
menghargai struktur tarif kami yang transparan dan sederhana,” kata Erik
Aas, Presiden Direktur Axis saat peresmian. Erik mengklaim bahwa tarif
SMS Axis merupakan yang termurah saat ini.
Untuk skala nasional, tahun ini Axis menargetkan membangun sekitar 3000
BTS. Pengembangan wilayah secara geografis merupakan peluang yang cukup
baik bagi AXIS, dimana jaringan belum di jangkau oleh operator mapan
merupakan sisi peluang yang dapat ditempuh AXIS karena luasnya jaringan
sangat membantu pemasaran dalam memasarkan produknya. AXIS memiliki
peluang untuk berkembang di Indonesia bagian timur, karena Indonesia
Timur memiliki peluang yang baik dalam Perluasan pasar GSM di Indonesia.
Lebih jauh lagi bahwa peluang lain berkembang dengan konsumen yang
makin cerdas maka merek sudah tidak lagi menjadi pilihan loyalitas
pelanggan, Tabloid Pulsa bulan November 2008 menerangkan bahwa merek
bukan lagi factor yang cukup mempengaruhi loyalitas pelanggan, ternyatya
pelanggan lebih memperhatikan masalah harga, dan Fitur-Fitur yang
dimiliki.
d.Treath (Ancaman)
Pangsa pasar yang menjanjikan menunjukkan bahwa berbagai pesaing akan
muncul di dalam pengembangan usaha telepon nirkabel ini. Terutama
kemampuan daerah untuk membangun usaha milik daerah menjadikan ancaman
baru terutama kebijakan reformasi di bidang otonomi daerah membuka
peluang untuk itu. Tidak dapat dipungkiri lagi bahwa muncul operator
local tak dapat dihindarkan lagi. Inovasi teknoligi invormasi cukup luar
biasa dan besar dengan peningkatan kualitas masyarkat dalam menggunakan
informasi dan telekomunikasi jarak jauh yang semakin mereka butuhkan.
Sehingga pemain-pemain baru akan silih berganti bermunculan terus
menerus.
2.Objectives (Sasaran)
Sasarannya adalah sektor telekomunikasi seperti hanya perusahaan Seluler
lainnya. AXIS telah menerapkan penggunaan 5 P dan SMART dalam
menjalankan kegiatannya. Hal ini menjelaskan penerapan Manajemen
berdasarkan Sasaran.
Mengejar pangsa pasar Indonesia bagian timur merupakan terobosan sasaran
yang tepat, karena pengusaan operator mapan dalam hal ini adalah XL,
Telkomsel, dan Indosat sudah mengusai sebagian besar Indonesia bagian
barat. Sasaran berikutnya adalah eksekutif muda yang baru mempunyai daya
beli dan menikmati pendapatan mereka dalam penggunaan seluler, maka
harga yang murah menjadi pilihan mereka. Komunitas mereka lebih luas dan
masyarakat komunitas cukup efektif untuk menjadi sasaran. Terutama
komunitas internet.
3. Strategy
AXIS berusaha menarik perhatian dan simpati public atau masayarakat
dengan berbagai isu dan pemberitaan serta berangkat dari sesuatu yang
dikesankan negative menjadi positif. Merupakan perjuangan yang berat.
Caranya dengan aktif dalam kegiatan iklan dan pemasaran dengan berbagai
macam strategi menarik minat publik untuk menjadi pemakai operator
seluler AXIS, aktif membuka diri dari berbagai pertanyaan dengan mebuat
situs WEB dalam internet, berdiskusi dengan publik dan pelanggan, aktif
dalam menaggapi saran-saran publik.
4. Tactics
Taktik yang AXIS gunakan adalah berpikir luas,mengadakan hubungan dengan
sumber luar agar jaringan dan dukungan luas. Taktik yang lain adalah
selalu menjadi nomor satu dari bidang telepon seluler, nilai kepribadian
dengan merek yang baik.
5. Action (Tindakan)
Action (tindakan) yang dilaksanakan AXIS adalah belajar sungguh-sungguh,
membaca banyak keinginan publik untuk menambah ilmu, aktif mengikuti
perkembangan atribut AXIS, rela bekerja keras demi kepentingan bersama.
Tindakan yang tepat sasran, strategi yang matang dan taktik yang jitu
cukup dibutuhkan dalam organisasi.
6. Control(Pengawasan)
Mengontrol atau mengawasi semua strategi dan kegiatan yang sudah kita
jalankan, dengan mengecek penerimaan image publik yang ada, dengan
mengambil sampel acak bertanya tentang tanggapannya dan teknik lainnya
untuk menggali kesan mereka tentang AXIS . Perlu adanya riset yang lebih
dalam tentang layanan, persepsi pelanggan, persepsi pasar, loyalitas
pelanggan dan kekuatan dalam persaingan, karena persaingan mereka cukup
bebas dan mendekati bentu sempurna. Pengawasan dapat dilakukan baik dari
pengawasan internal, eksternal melalui akuntan public, dan eksternal
melalui pemerintah dan badan pengawas persaingan usaha. Dengan
pengawasan yang tepat dan benar akan diperoleh informasi perkembangan
usaha yang terjadi. Sehingga tanpa pengawan yang lebih melekat control
perusahaan tidak terjaga dengan baik dan mengancam eksistensi perusahaan
AXIS.
http://jurnal-sdm.blogspot.com/2009/08/e-marketing-electronic-marketing.html
http://konsep-e-business.blogspot.com/2013/04/e-marketing.html