Minggu, 13 Maret 2016

Pengertian Dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan Menurut Ahli

Pengertian Dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan

Rangkuti (1998:132) mengatakan bahwa analisa laporan keuangan merupakan teknik untuk mengetahui secara cepat kinerja keuangan perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi situasi yang terjadi saat ini dan memprediksi kondisi masa yang akan datang. Selanjutnya laporan keuangan tersebut haruslah dianalisis dengan menggunakan perangkat-perangkat anailsis yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan analisis.

Analisis keuangan mempunyai arti dan tujuan yang berlainan sesuai dengan kepentingan masing-masing pihak yang menganalisis. Pemberi kredit dagang akan menaruh perhatiannya terutama kepada likuiditas perusaahaan yang dianalisi. Klain mereka adalah jangka pendek, dan kemampuan perusahaan untuk membayar ini dapat diukur dari analisis likuiditasnya. Klaim dari pemilik obligasi adalah jangka panjang. Karena itu mereka berminat pada kemampuan cash flow perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam waktu yang lama. Pemilik obligasi dapat menganalisis kemampuan ini dengan melihat struktur modal perusahaan, sumber-sumber dana utama dan pemakaiannya, keuntungan perusahaan sepanjang waktu, dan proyeksi keuntungan (profitabilitas) yang akan datang investor suatu saham biasa perusahaan akan menaruh perhatiannya terutama pada pendapatan sekarang dan yang datang serta stabilitas pendapatan ini dilihat dari trend-nya, sehingga investor akan berkonsentrasi pada analisis keuntungan perusahaan.

Kinerja keuangan perusahaan yang dipublikasikan dalam laporan keuangan, merupakan realisasi atas hasil-hasil keputusan manajemen keuangan yang terdiri dari tiga keputusan : (a) keputusan investasi, baik investasi dalam aktiva lancar maupun investasi dalam aktiva tetap, (b) keputusan operasional seperti pendapatan, biaya penjualan, beban operasi, laba atau rugi operasi, bunga. (c) keputusan pembiayaan yang menyangkut, kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas pemilik.

Titik pandang seorang analis dapat beranjak dari segi internal maupun segi eksternal. Dari segi internal yang dimaksud adalah pihak manajemen perusahaan sendiri. Dari segi eksternal, pihak-pihak tersebut antara lain para pemilik/pemegang saham perusahaan, para investor, para kreditor, pemerintah, dan pihak-pihak lainnya, termasuk para ilmuwan dan mahasiswa yang sedang meneliti guna memecahkan suatu masalah tertentu.

Menurut Helfert (1983:11) setiap jenis analisis mempunyai suatu tujuan atau guna yang menentukan bentuk hubungan yang dianalisis. Seorang manajer keuangan, analis atau mahasiswa, di dalam membuat analisis untuk tujuan perencanaan atau pemecahan masalah haruslah menggunakan macam-macam teknik, analisis keuangan, yang dapat membantu di dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting. Tetapi dalam hubungan ini, perlu selalu diingat, bahwa analisis itu hanya suatu jalan. Tidak boleh dianggap bahwa analisis keuangan sebagai satu-satunya hal yang paling penting untuk membantu para manajer di dalam merencakan investasi, operasi dan pembiayaan, dan untuk membantu calon investor dalam membuat perkiraan, penilaian dan rencana-rencananya. Di dalam setiap situasi tujuan yang akan dicapai dengan analisis tersebut harus dinyatakan secara jelas.

Analisis keuangan, menurut Van Horne (1989:106) adalah menyangkut pemakaian laporan keuangan. Sedangkan Finnerty (1986:4) mengemukakan bahwa : “Financial analysis is the process of collecting and refining financial data and presenting the refined financial information in summary format suitable for effentive decision making”. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dinyatakan bahwa analisis keuangan adalah suatu proses pengumpulan dan penyaringan data keuangan dan penyajian informasi dalam bentuk ringkasan agar sesuai untuk pengambilan keputusan yang efektif.

Dari segi internal, perusahaan perlu melakukan analisis keuangan agar dapat merencanakan dan mengendalikannya secara efektif. Untuk merencanakan masa yang akan datang, manajer keuangan harus mempunyai posisi keuangan perusahaan yang terakhir dan melakukan evaluasi atas kesempatan-kesempatan yang ada sehubungan dengan pengaruhnya terhadap posisi keuangan tersebut. sehubungan dengan pengendalian internal, manajer keuangan terutama menaruh perhatian kepada hasil dari investasi yang ada pada bermacam-macam assets perusahaan dan pada efisiensi pengelolaan assets tersebut. Agar dapat melakukan tawar menawar dengan efektif kepada pemilik dana luar, manajer keuangan harus tanggap pada semua aspek analisis keuangan di mana pihak pemberi modal dari luar memakainya di dalam mengukur kemampuan perusahaan.

1. Pengertian Laporan Keuangan
Perusahaan di dalam aktivitasnya senantiasa terjadi transaksi-transaksi yang akan mempengaruhi atau mengubah komposisi harta benda, maupun kewajiban-kewajiban perusahaan. Seperti adanya penjualan barang dagangan (mobil), penerimaan pembayaran piutang dari langganan, pembelian barang atau suku cadang untuk diproses, pembayaran bunga pinjaman, atau pun pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan lainnya. Di samping itu, pada saat-saat tertentu, pimpinan perusahaan memerlukan bermacam-macam data, antara lain seperti jumlah harga jual, perhitungan harga pokok penjualan barang yang dijual, jumlah persediaan barang dagangan atau barang jadi, dan sebagainya untuk diketahui agar dapat mengambil suatu keputusan dalam berbagai tujuan.

Keseluruhan catatan-catatan peristiwa-peristiwa perusahaan tersebut, biasanya kemudian diikhtisarkan dan selanjutnya disajikan dalam suatu bentuk laporan yang disebut “laporan keuangan perusahaan” (the firm’s financial statements). Dalam hubungan ini, Kennedy dan McMullen (1985:11-12) mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut:
  • Financial statements are prepared for the purpose of presenting a periodicazl review or report on progress by the management and deal with the status of the investment in the business and results achieved during the period under review. They reflect combinations of ‘recorded facts, accounting conventions and personal judgement.
  • Berdasarkan penjelasan di atas, memberikan pemahaman bahwa laporan keuangan di samping menyatakan tentang keadaan atau kondisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil atau perkembangan yang telah dicapai oleh manajemen pada satu saat satu periode, juga menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut bersifat historis dan menyeluruh, terdiri dari data-data yang merupakan suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded facts), prinsip-prinsip atau kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting conventions) dan pendapat-pendapat pribadi (personal judgements).
  • Jika laporan keuangan itu menyangkut keadaan atau posisi keuangan pada suatu saat tertentu (at a point of time) maka laporan keuangan itu disebut “neraca” (balance sheet); dan jika laporan keuangan itu menggambarkan hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu selang waktu atau satu periode tertentu, maka disebut “Daftar Pendapatan” (Income Statement) atau “Laporan (Perhitungan) Laba Rugi (Profit and Loss Statement).
2. Berbagai Alat Analisis Laporan Keuangan
Analisis keuangan dilakukan baik oleh pihak luar perusahaan seperti kreditur dan para investor maupun pihak perusahaan itu sendiri. Jenis analisis yang dipergunakan bervariasi sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun alat-alat analisis yang biasa dipergunakan dalam mengalisis laporan keuangan antara lain sebagai berikut :
  1. Analisis rasio keuangan
  2. Analisis aliran dana dan peramalan keuangan
  3. Analisis leverage operasi dan finansial
Seorang manajer keuangan di dalam membuat keputusan yang sesuai dengan tujuan perusahaan harus mempunyai alat-alat analisis tertentu. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinan yang terjadi di masa depan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan di dalam menganalisis keadaan keuangan perusahaan, tetapi analisis dengan menggunakan rasio merupakan hal yang sangat umum dilakukan di mana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan.

Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam penggunaan rasio-rasio finansial antara lain:
  • Sebuah rasio apa saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang akan dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
  • Perbandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 2010 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 2011.
  • Sebaliknya perhitungan rasio finansial pada data laporan keuangan yang telah diaudit. Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.
  • Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan data akuntansi yang digunakan harus sama.
Analisis dan penafsiran berbagai akan membawa pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan perusahaan dari pada analisis hanya terhadap data keuangan saja. Analisis rasio keuangan menurut Syamsuddin (1996:39) terdiri dari dua jenis perbandingan, yaitu :
  1. Time series analysis yaitu membandingkan angka-angka keuangan suatu perusahaan untuk beberapa tahun berturut-turut atau membandingkan rasio saat ini dengan rasio-rasio di masa lalu yang diharapkan dimasa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Misalnya, current ratio untuk tahun ini dapat dibandingkan dengan current ratio yang tahun lalu. Apabila rasio-rasio keuangan dijajarkan selama beberapa tahun, pengalisis dapat mempelajari komposisi perubahan dan menentukan apakah ada kemajuan atau kemunduran prestasi dan kondisi keuangan perusahaan selama tahun-tahun tersebut.
  2. Cross sectional approach yaitu membandingkan rasio-raio suatu perusahaan dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan kira-kira sama ukurannya atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama. Perbandingan semacam ini akan memberikan pemahaman-pemahaman yang atas prestasi dan kondisi finansial perusahaan relatif terhadap industri.
Apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio tersebut menurut Munawir (1996:68) dapat digolongkan dalam tiga golongan, yaitu:
  1. Rasio-rasio Neraca (balance sheet rations), yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio yang datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid test rasio.
  2. Rasio-rasio laporan rugi laba (income statement ratios), yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan Rugi Laba, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating rasio dan sebagainya.
  3. Rasio-rasio antar laporan (inter statement ratios), adalah semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi laba, misalnya assets turnover, inventory, sales to fixed assets dan lain sebagainya.
Pada umumnya menurut Husnan (1992:204) berbagai rasio yang dihitung dapat dikelompokkan ke dalam empat tipe dasar, yaitu sebagai berikut:
  1. Rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
  2. Rasio leverage, yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang.
  3. Rasio aktivitas, yang mengukur sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dayanya.
  4. Rasio profitabilitas, yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi atau yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
Analisis Rasio Keuangan
Laporan keuangan memberikan informasi yang berhubungan dengan tingkat rasio likuiditas, solvabilitas, profibitabilitas, risiko, aliran kas. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari perbandingan antar rekening dari laporan keuangan yang dapat dipakai sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan.

Selanjutnya Weston (1992) memberikan pengelompokan rasio keuangan lebih rinci yakni:
  1. Rasio likuiditas adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo. Rasio ini terdiri dari rasio lancar (current ratio), rasio singkat atau rasio sangat lancar (quick ratio atau acid test ratio).
  2. Rasio solvabilitas (leverage ratio) adalah rasio keuangan yang memberikan ukuran atas dana yang disediakan oleh pemilik dibanding yang disediakan oleh kreditur. Perusahaan yang mempunyai solvabilitas yang rendah mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil, pada saat keadaan perekonomi menurun dan juga mengakibatkan rendahnya tingkat return saat kondisi perekonomian tinggi. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai rasio solvabilitas yang tinggi akan menghadapi risiko kerugian yang besar saat perekonomian menurun tetapi juga memiliki peluang mendapatkan laba yang tinggi saat perekonomi bertumbuh. Jenis solvabilitas antara lain adalah rasio hutang (debt ratio) dan times interest earned.
  3. Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio keuangan yang memberikan ukuran tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber - ­sumber daya yang dimilikinya. Rasio ini membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam berbagai rekening aktiva. Jenis rasio aktivitas antara lain perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran piutang (average collection periode), perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) perputaran total akiva (total assets turnover).
  4. Rasio profitabititas (profitability ratio) adalah rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan mendatangkan laba atau atau mengukur efektivitas pengelolahan perusahaan. Jenis rasio profitabilitas ar.tara lain margin laba penjualan (profit margin on sales), hasil pengembalian total aktiva (return on total assets), dan tingkat pengembalian ekuitas (return on equity).
  5. Rasio Pertumbuhan (growth ratio) adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan kondisi ekonominya di sektor industrinya sendiri. Jenis rasio ini antara lain pendapatan per lembar sahan (earning per share) dan dividen per saham (dividend per share).
  6. Rasio penilaian (valuation ratio) adalah rasio keuangan yang memberikan ukuran konprehensip unuk menilai hasil kinerja perusahaan. Rasio ini mencerminkan pengaruh kombinasi dari risiko dan tingkat return saham. Jenis rasio ini antara lain harga saham terhadap perdapatan (price earning rasio) dan rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku (price book value).
Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio keuangan dapat memberikan informasi yang lebih baik tentang kondisi dan prestasi perusahaan kepada para analis investasi, dan kreditur. Analisis rasio keuangan dapat pula memberikan informasi tentang sejarah kinerja keuangan dan posisi saat ini dan berguna untuk memprediksi kinerja keuangan ke depan.

sumber :
http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-dan-tujuan-analisis-laporan.html

Analis Laporan Keuangan

Analisis Laporan Keuangan

Menurut Dwi Prastowo (2008:56) definisi analisis laporan keuangan keuangan adalah penguraian suatu pokok atas berbagai bagiannya dan penelaahan bagian itu sendiri serta hubungan antar bagian untuk memperoleh pengertian yang tepat dan pemahaman arti keseluruhan.

Menurut Myer (2004:5) definisi analisa laporan keuangan adalah, analisa mengenai dua daftar yang disusun oleh akuntan pada akhir periode untuk suatu perusahaan.

Dari pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa analisa laporan keuangan (financial statement analysis) adalah proses penganalisaan atau penyidikan terhadap laporan keuangan yang terdiri dari neraca dan laporan laba rugi beserta lampiran-lampirannya untuk mengetahui posisi keuangan dan tingkat “kesehatan” perusahaan yang tersusun secara sistematis dengan menggunakan teknik-teknik tertentu.

Analisa laporan keuangan mencakup pengaplikasian berbagai alat dan teknik analisa pada laporan keuangan dan data keuangan dalam rangka untuk memperoleh ukuran-ukuran dan hubungan yang berarti dan berguna dalam  proses pengambilan keputusan. Analisa laporan keuangan dilakukan untuk mencapai tujuan:

a.       Untuk mengetahui perubahan posisi keuangan perusahaan pada satu periode tertentu baik aktiva, kewajiban, dan harta maupun hasil usaha yang telah dicapai untukbeberapa periode. 

b.      Untuk mengetahui kelemahan dan kekuatan apa saja yang dimiliki oleh  perusahaan.

c.       Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan kedepan yang berkaitan dengan posisi keuangan saat ini.

d.      Untuk melakukan penilaian atau evaluasi kinerja manajemen kedepan, apakah perlu penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.

Macam-Macam Analisis Laporan Keuangan :
•    Analisis Time Series dan Cross Sectional :
1.  Analisis Trend atau time series adalah analisis rasio perusahaan untuk beberapa periode.
2.  Analisis Cross Sectional, dengan analisis ini analis membandingkan rasio-rasio perusahaan (company ratio) dengan rata-rata rasio perusahaan sejenis atau industri (rasio rata-rata/rasio standard) untuk waktu yang sama.

•    Analisis Commond Size dan Analisis Index
1.  Analisis Commond Size, untuk membuat perbandingan elemen-elemen laporan keuangan dengan command base-nya
2.  Analisis Index, memilih tahun dasar sebagai commond base-nya elemen-elemen laporan keuangan pada periode lain dibandingkan dengan elemen-elemen laporan keuangan yang sama dengan tahun dasar tersebut.

Metode analisa laporan keuangan artinya bagaimana cara menganalisa laporan keuangan dilakukan. Ada dua metode yang sering digunakan dalam analisa laporan keuangan:

a.       Metode Horizontal. Artinya laporan keuangan suatu periode atau saat tertentu dibandingkan dengan  periode yang lainnya sehingga dapat diketahui kemajuan atau kemundurannya (perkembangan), sehingga metode ini sering disebut dengan metode dinamis. 
b.      Metode Vertical. Artinya pos-pos laporan keuangan yang satu dibandingkan dengan pos laporan keuangan yang lain masih dalam periode atau saat yang sama. Karena analisa ini masih dalam periode atau saat yang sama maka disebut dengan metode statis.

Teknik Analisa Laporan Keuangan.
Teknik artinya alat, sehingga teknik analisa laporan keuangan artinya dengan alat apa hasil dari suatu interpretasi laporan keuangan itu didapat oleh  penganalisa laporan keuangan. Metode dan teknik analisa laporan keuangan merupakan suatu kesatuanyang tidak terpisahkan dalam menghasilkan suatu kesimpulan atauinterpretasi analisa. Penggunaan metode dan teknik analisa laporan keuangan terkait dengan tujuan yang ingin diperoleh oleh penganalisa maupun pengguna laporan keuangan. Adapun teknik analisa yang digunakan antara lain :

a. Teknik Analisa Rasio
1) Pengertian analisa rasio
Adalah metode dan teknik analisa laporan keuangan dengan cara membandingkan pos-pos laporan keuangan, antara pos yang satu dengan  pos yang lain yang terdapat dalam laporan keuangan neraca maupun  perhitungan hasil usaha atau antara pos-pos yang terdapat diantara kedua laporan keuangan neraca dan perhitungan hasil usaha (interstatment analysis). Metode dan teknik inilah yang paling banyak dipakai oleh  penganalisa dan pengguna laporan keuangan. Rasio keuangan digunakan untuk mengetahui kondisi dan prestasi keuangan suatu perusahaan dalam suatu periode tertentu. Rasio artinya suatu perbandingan. Sedangkan rasio keuangan adalah perbandingan satu  pos yang satu dengan pos laporan keuangan yang lain dalam laporan keuangan, sehingga menunjukan suatu kondisi keuangan atau prestasi keuangan tertentu atas perusahaan tersebut pada saat atau periode tersebut. Dengan rasio keuangan maka akan diperoleh arti yang lebih jelas mengenai informasi yang disajikan oleh suatu laporan keuangan.

2) Macam-macam rasio keuangan
a) Menurut sumbernya :
(1) Rasio neraca (Balance Sheet Statement Ratio). Misalnya rasio likuiditas,yang membandingkan harta lancar dengan hutang lancar.
(2) Rasio laba rugi (Income Statement Ratio). Misalnya rasio gross profit margin yang membandingkan gross profit terhadap penjualan bersih.
(3) Rasio antar neraca dan laba rugi (Inter Statement Ratio) Misalnya rasio rentabilitas, yang membandingkan antara laba operasi dengan total aktiva usaha. 

b) Menurut kebutuhan pemakai laporan keuangan.
(1) Rasio likuiditas Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
(2) Rasio solvabilitas Adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban jangka penjangnya.
(3) Rasio rentabilitas atau profitabilitas Rasio ini mengukur tingkat kemampuan perusahaan dalam menghasilkan laba. 

b. Teknik Analisa Perbandingan (Comparative)
1) Pengertian analisa perbandingan
Analisa dengan membandingan laporan keuangan, merupakan salah satu teknik analisa laporan keuangan dari sekian teknik analisa laporan keuangan yang dipakai oleh para pemakai yang berkepentingan terhadap laporan keuangan perusahaan. Analisa dengan menggunakan metode ini akan dapat diketahui perubahan-perubahan yang terjadi, serta perubahan mana yang memerlukan penelitian lebih lanjut. Apabila laporan keuangan dianalisa dengan mengadakan perbandingan dari laporan-laporan selama  beberapa periode, maka analisa yang demikian dinamakan analisa horizontal atau analisa dinamis. Dengan mengadakan atau menggunakan analisa yang dinamis akan diperoleh hasil analisa yang lebih memuaskan, karena dengan laporan keuangan yang diperbandingkan untuk beberapa periode akan diketahui sifat dan tendensi perubahan yang terjadi dalam perusahaan tersebut. Dalam metode analisa perbandingan ini maka akan dapat ditunjukan  perubahan-perubahan :
a) Data absolut atau jumlah-jumlah dalam rupiah. 
b) Kenaikan atau penurunan dalam jumlah rupiah.
c) Kenaikan atau penurunan dalam presentase.
d) Perbandingan yang dinyatakan dalam ratio.
e) Dinyatakan dalam presentase total.
2) Manfaat Dari Analisa Perbandingan Laporan Keuangan
Dari analisa perbandingan laporan keuangan, dapat diketahui  pertambahan atau pengurangan baik dalam angka-angka absolut maupun presentase, terutama untuk perubahan-perubahan yang mencolok dan material. Untuk perubahan-perubahan yang mencolok dan material ini  perlu diteliti sebab-sebabnya, dan jika perlu ditindak lanjuti dalam  pengambilan keputusan, paling tidak untuk diketahui sebagai penilai kondisi dan prestasi keuangan perusahaan. Seberapa jauh perkembangan dan perubahan-perubahan keadaan keuangan perusahaan dan hasil-hasil yang dicapai perusahaan dapat diketahui melalui teknik analisa ini
.
3) Syarat Dalam Analisa Perbandingan Laporan Keuangan
Analisa laporan keuangan dengan teknik analisa perbandingan laporan keuangan akan lebih berguna dan informatif apabila dapat memenuhi syarat atau kondisi-kondisi sebagai berikut:
a) Penyajian laporan keuangan dalam bentuk atau susunan yang sudah sistematis dan baik, yang akan memudahkan bagi penganalisa dalam menganalisa laporan keuangan. 
b) Isi laporan keuangan yang dilaporkan adalah sama. Item atau pos-pos dalam laporan keuangan diklasifikasikan dalam klasifikasi yang sama atau sejenis.
c) Prinsip akutansi yang digunakan tidak berubah atau konsisten. Apabila ada perubahan dalam penggunaan prinsip akutansi (metode akutansi) maka perubahannya harus dijelaskan.

4) Dasar Pembanding atau Unsur Pembanding
Dalam analisa perbandingan laporan keuangan, diperlukan adanya dasar  pembanding. Dasar pembanding dapat diambil berdasarkan kebutuhan  penganalisa. Adapun dasar pembanding yang biasanya dipakai adalah:
a)      Periode atau tahun awal Misalnya tahun 2002, 2003, 2004 dan 2005, karena tahun 2002 koperasi dianggap mulai menjalankan operasi usaha dengan lancar dan stabil maka tahun 2002 digunakan sebagai tahun dasar (starting point) untuk dasar analisa tahun-tahun selanjutnya. 
b)      Periode atau tahun sebelumnya Dengan membandingkan tahun sebelumnya, penganalisa ingin melihat  perkembangan dua tahun terakhir. Misalnya tahun 2002, 2003, 2004, dan 2005 maka analisa perbandingan akan membandingkan antara tahun 2002 dengan 2003 atau 2003 dengan 2004 dan 2004 dengan 2005.
c)      Tahun yang dianggap normal Dari tahun-tahun yang telah berjalan, akan diambil tahun yang dianggap koperasi berjalan dengan sangat stabil, dan paling berprestasi sehingga tahun-tahun yang lain akan diukur atau dibandingkan dengan tahun tersebut.

d)      Anggaran Anggaran atau budget digunakan sebagai dasar mengukur sukses tidaknya pelaksanaan suatu kegiatan operasi koperasi. Misalnya  penjualan atau pendapatan, apakah telah sesuai dengan target yang direncanakan pada anggaran (budget).



Contoh Kasus

PT.Kimia Farma Tbk yang melakukan mark-up laporan keuangan, yaitu terjadinya penggelembungan laba bersih pada laporan keuangan tahun 2001 sebesar Rp 32,668 miliar. Perusahaan seharusnyamenyajikan laba bersih sebesar Rp 99,594 miliar, namun perusahan menyajikan laba bersih sebesar Rp 132 miliar.Kecurangan tersebut terungkap karena Bapepam menilai laba yang diperoleh perusahaan terlalu besar dan mengandung unsur rekayasa sehingga dilakukan audit ulang oleh Bapepam pada laporan keuangan Kimia Farma tahun 2001, hasil audit tersebut menyatakan bahwa perusahaan melakukan overstated penjualan dan persediaan yang mengakibatkan kesalahan penyajian laporan keuangan (Bapepam, 2002).Kasus kecurangan laporan keuangan tidak hanya terjadi di Indonesia, namun juga terjadi di luar negeri seperti pada perusahaan Enron, Worldcom, Global Crossing,dan Adelphia.Perusahaan tersebut merupakan contoh perusahan yang bangkrut akibat skandal kecurangan dalam bentuk pencurian aset, kejahatan komputer, korupsi, maupun kesalahan dalam penyajian laporan keuangan

Solusi

Kecurangan laporan keuangan merupakan masalah yang serius sehingga auditor sebagai pihak yang bertanggung jawab harus dapat mendeteksi aktivitas kecurangan sebelum akhirnya berkembang menjadi skandal akuntansi yang sangat merugikan. AICPA (2007) menggagaskan bahwa auditor hendaknya melaksanakan tindakanpencegahan, audit investigasi, dan pemeriksaan forensik dalam setiap auditnya untuk mendeteksi kecurangan agar tidak merugikan banyak pihak yang bergantung pada laporan keuangan. Dalam melakukan tindakan pencegahan, pendeteksian, dan audit investigatif yang bertujuan untuk meminimalisir kecurangan, keterampilan dan kompetensi merupakan sesuatu yang harus dikuasai dan dimiliki oleh auditor.Widiastuti (2009) mengemukakanbahwa kompetensi auditor berpengaruh secara signifikan dalam mendeteksi kecurangan laporan keuangan.Gusnardi (2012) menyatakan bahwa untuk mencegah tindakan kecurangan dapat dilakukan dengan memahami resiko yang ada, mengamati trend fraud,dan memperhatikan gejala kecurangan yang berpotensi menimbulkan tindakan kecurangan.


Sumber

http://www.academia.edu/7391541/Analisa_Laporan_Keuangan
https://lydia14211185.wordpress.com/2012/06/07/pengertian-dan-manfaat-analisis-laporan-keuangan/