Pengertian Dan Tujuan Analisis Laporan Keuangan
Rangkuti (1998:132) mengatakan bahwa analisa laporan keuangan merupakan teknik untuk mengetahui secara cepat kinerja keuangan perusahaan. Tujuannya adalah untuk mengevaluasi situasi yang terjadi saat ini dan memprediksi kondisi masa yang akan datang. Selanjutnya laporan keuangan tersebut haruslah dianalisis dengan menggunakan perangkat-perangkat anailsis yang sesuai dengan kebutuhan dan tujuan analisis.
Analisis keuangan mempunyai arti dan tujuan yang berlainan sesuai dengan kepentingan masing-masing pihak yang menganalisis. Pemberi kredit dagang akan menaruh perhatiannya terutama kepada likuiditas perusaahaan yang dianalisi. Klain mereka adalah jangka pendek, dan kemampuan perusahaan untuk membayar ini dapat diukur dari analisis likuiditasnya. Klaim dari pemilik obligasi adalah jangka panjang. Karena itu mereka berminat pada kemampuan cash flow perusahaan untuk memenuhi kewajibannya dalam waktu yang lama. Pemilik obligasi dapat menganalisis kemampuan ini dengan melihat struktur modal perusahaan, sumber-sumber dana utama dan pemakaiannya, keuntungan perusahaan sepanjang waktu, dan proyeksi keuntungan (profitabilitas) yang akan datang investor suatu saham biasa perusahaan akan menaruh perhatiannya terutama pada pendapatan sekarang dan yang datang serta stabilitas pendapatan ini dilihat dari trend-nya, sehingga investor akan berkonsentrasi pada analisis keuntungan perusahaan.
Kinerja keuangan perusahaan yang dipublikasikan dalam laporan keuangan, merupakan realisasi atas hasil-hasil keputusan manajemen keuangan yang terdiri dari tiga keputusan : (a) keputusan investasi, baik investasi dalam aktiva lancar maupun investasi dalam aktiva tetap, (b) keputusan operasional seperti pendapatan, biaya penjualan, beban operasi, laba atau rugi operasi, bunga. (c) keputusan pembiayaan yang menyangkut, kewajiban lancar, kewajiban jangka panjang, dan ekuitas pemilik.
Titik pandang seorang analis dapat beranjak dari segi internal maupun segi eksternal. Dari segi internal yang dimaksud adalah pihak manajemen perusahaan sendiri. Dari segi eksternal, pihak-pihak tersebut antara lain para pemilik/pemegang saham perusahaan, para investor, para kreditor, pemerintah, dan pihak-pihak lainnya, termasuk para ilmuwan dan mahasiswa yang sedang meneliti guna memecahkan suatu masalah tertentu.
Menurut Helfert (1983:11) setiap jenis analisis mempunyai suatu tujuan atau guna yang menentukan bentuk hubungan yang dianalisis. Seorang manajer keuangan, analis atau mahasiswa, di dalam membuat analisis untuk tujuan perencanaan atau pemecahan masalah haruslah menggunakan macam-macam teknik, analisis keuangan, yang dapat membantu di dalam menjawab pertanyaan-pertanyaan penting. Tetapi dalam hubungan ini, perlu selalu diingat, bahwa analisis itu hanya suatu jalan. Tidak boleh dianggap bahwa analisis keuangan sebagai satu-satunya hal yang paling penting untuk membantu para manajer di dalam merencakan investasi, operasi dan pembiayaan, dan untuk membantu calon investor dalam membuat perkiraan, penilaian dan rencana-rencananya. Di dalam setiap situasi tujuan yang akan dicapai dengan analisis tersebut harus dinyatakan secara jelas.
Analisis keuangan, menurut Van Horne (1989:106) adalah menyangkut pemakaian laporan keuangan. Sedangkan Finnerty (1986:4) mengemukakan bahwa : “Financial analysis is the process of collecting and refining financial data and presenting the refined financial information in summary format suitable for effentive decision making”. Berdasarkan pengertian tersebut, dapat dinyatakan bahwa analisis keuangan adalah suatu proses pengumpulan dan penyaringan data keuangan dan penyajian informasi dalam bentuk ringkasan agar sesuai untuk pengambilan keputusan yang efektif.
Dari segi internal, perusahaan perlu melakukan analisis keuangan agar dapat merencanakan dan mengendalikannya secara efektif. Untuk merencanakan masa yang akan datang, manajer keuangan harus mempunyai posisi keuangan perusahaan yang terakhir dan melakukan evaluasi atas kesempatan-kesempatan yang ada sehubungan dengan pengaruhnya terhadap posisi keuangan tersebut. sehubungan dengan pengendalian internal, manajer keuangan terutama menaruh perhatian kepada hasil dari investasi yang ada pada bermacam-macam assets perusahaan dan pada efisiensi pengelolaan assets tersebut. Agar dapat melakukan tawar menawar dengan efektif kepada pemilik dana luar, manajer keuangan harus tanggap pada semua aspek analisis keuangan di mana pihak pemberi modal dari luar memakainya di dalam mengukur kemampuan perusahaan.
1. Pengertian Laporan Keuangan
Perusahaan di dalam aktivitasnya senantiasa terjadi transaksi-transaksi yang akan mempengaruhi atau mengubah komposisi harta benda, maupun kewajiban-kewajiban perusahaan. Seperti adanya penjualan barang dagangan (mobil), penerimaan pembayaran piutang dari langganan, pembelian barang atau suku cadang untuk diproses, pembayaran bunga pinjaman, atau pun pengeluaran-pengeluaran untuk keperluan lainnya. Di samping itu, pada saat-saat tertentu, pimpinan perusahaan memerlukan bermacam-macam data, antara lain seperti jumlah harga jual, perhitungan harga pokok penjualan barang yang dijual, jumlah persediaan barang dagangan atau barang jadi, dan sebagainya untuk diketahui agar dapat mengambil suatu keputusan dalam berbagai tujuan.
Keseluruhan catatan-catatan peristiwa-peristiwa perusahaan tersebut, biasanya kemudian diikhtisarkan dan selanjutnya disajikan dalam suatu bentuk laporan yang disebut “laporan keuangan perusahaan” (the firm’s financial statements). Dalam hubungan ini, Kennedy dan McMullen (1985:11-12) mengemukakan pengertian laporan keuangan sebagai berikut:
- Financial statements are prepared for the purpose of presenting a periodicazl review or report on progress by the management and deal with the status of the investment in the business and results achieved during the period under review. They reflect combinations of ‘recorded facts, accounting conventions and personal judgement.
- Berdasarkan penjelasan di atas, memberikan pemahaman bahwa laporan keuangan di samping menyatakan tentang keadaan atau kondisi keuangan perusahaan serta hasil-hasil atau perkembangan yang telah dicapai oleh manajemen pada satu saat satu periode, juga menunjukkan bahwa laporan keuangan perusahaan tersebut bersifat historis dan menyeluruh, terdiri dari data-data yang merupakan suatu kombinasi antara fakta-fakta yang telah dicatat (recorded facts), prinsip-prinsip atau kebiasaan-kebiasaan di dalam akuntansi (accounting conventions) dan pendapat-pendapat pribadi (personal judgements).
- Jika laporan keuangan itu menyangkut keadaan atau posisi keuangan pada suatu saat tertentu (at a point of time) maka laporan keuangan itu disebut “neraca” (balance sheet); dan jika laporan keuangan itu menggambarkan hasil-hasil yang telah dicapai dalam satu selang waktu atau satu periode tertentu, maka disebut “Daftar Pendapatan” (Income Statement) atau “Laporan (Perhitungan) Laba Rugi (Profit and Loss Statement).
2. Berbagai Alat Analisis Laporan Keuangan
Analisis keuangan dilakukan baik oleh pihak luar perusahaan seperti kreditur dan para investor maupun pihak perusahaan itu sendiri. Jenis analisis yang dipergunakan bervariasi sesuai dengan kepentingan pihak-pihak yang berkepentingan. Adapun alat-alat analisis yang biasa dipergunakan dalam mengalisis laporan keuangan antara lain sebagai berikut :
- Analisis rasio keuangan
- Analisis aliran dana dan peramalan keuangan
- Analisis leverage operasi dan finansial
Seorang manajer keuangan di dalam membuat keputusan yang sesuai dengan tujuan perusahaan harus mempunyai alat-alat analisis tertentu. Analisis laporan keuangan perusahaan pada dasarnya merupakan perhitungan rasio-rasio untuk menilai keadaan keuangan perusahaan di masa lalu, saat ini, dan kemungkinan yang terjadi di masa depan. Ada beberapa cara yang dapat digunakan di dalam menganalisis keadaan keuangan perusahaan, tetapi analisis dengan menggunakan rasio merupakan hal yang sangat umum dilakukan di mana hasilnya akan memberikan pengukuran relatif dari operasi perusahaan.
Beberapa hal yang perlu diperhatikan di dalam penggunaan rasio-rasio finansial antara lain:
- Sebuah rasio apa saja tidak dapat digunakan untuk menilai keseluruhan operasi yang dilaksanakan. Untuk menilai keadaan perusahaan secara keseluruhan rasio haruslah dinilai secara bersama-sama. Kalau sekiranya hanya satu aspek saja yang akan dinilai, maka satu atau dua rasio saja sudah cukup digunakan.
- Perbandingan yang dilakukan haruslah dari perusahaan yang sejenis dan pada saat yang sama. Tidaklah tepat kita membandingkan rasio finansial perusahaan A pada tahun 2010 dengan rasio finansial perusahaan B pada tahun 2011.
- Sebaliknya perhitungan rasio finansial pada data laporan keuangan yang telah diaudit. Laporan keuangan yang belum diaudit masih diragukan kebenarannya, sehingga rasio-rasio yang dihitung juga kurang akurat.
- Adalah sangat penting untuk diperhatikan bahwa pelaporan data akuntansi yang digunakan harus sama.
Analisis dan penafsiran berbagai akan membawa pemahaman yang lebih baik terhadap prestasi dan kondisi keuangan perusahaan dari pada analisis hanya terhadap data keuangan saja. Analisis rasio keuangan menurut Syamsuddin (1996:39) terdiri dari dua jenis perbandingan, yaitu :
- Time series analysis yaitu membandingkan angka-angka keuangan suatu perusahaan untuk beberapa tahun berturut-turut atau membandingkan rasio saat ini dengan rasio-rasio di masa lalu yang diharapkan dimasa yang akan datang untuk perusahaan yang sama. Misalnya, current ratio untuk tahun ini dapat dibandingkan dengan current ratio yang tahun lalu. Apabila rasio-rasio keuangan dijajarkan selama beberapa tahun, pengalisis dapat mempelajari komposisi perubahan dan menentukan apakah ada kemajuan atau kemunduran prestasi dan kondisi keuangan perusahaan selama tahun-tahun tersebut.
- Cross sectional approach yaitu membandingkan rasio-raio suatu perusahaan dengan perusahaan-perusahaan lain yang sejenis dan kira-kira sama ukurannya atau dengan rata-rata industri pada saat yang sama. Perbandingan semacam ini akan memberikan pemahaman-pemahaman yang atas prestasi dan kondisi finansial perusahaan relatif terhadap industri.
Apabila dilihat dari sumbernya dari mana rasio itu dibuat, maka rasio-rasio tersebut menurut Munawir (1996:68) dapat digolongkan dalam tiga golongan, yaitu:
- Rasio-rasio Neraca (balance sheet rations), yang tergolong dalam kategori ini adalah semua rasio yang datanya diambil atau bersumber pada neraca, misalnya current ratio, acid test rasio.
- Rasio-rasio laporan rugi laba (income statement ratios), yaitu angka-angka rasio yang dalam penyusunannya semua datanya diambil dari laporan Rugi Laba, misalnya gross profit margin, net operating margin, operating rasio dan sebagainya.
- Rasio-rasio antar laporan (inter statement ratios), adalah semua angka rasio yang penyusunan datanya berasal dari neraca dan data lainnya dari laporan rugi laba, misalnya assets turnover, inventory, sales to fixed assets dan lain sebagainya.
Pada umumnya menurut Husnan (1992:204) berbagai rasio yang dihitung dapat dikelompokkan ke dalam empat tipe dasar, yaitu sebagai berikut:
- Rasio likuiditas, yang mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban finansial jangka pendeknya.
- Rasio leverage, yang mengukur seberapa jauh perusahaan dibelanjai dengan hutang.
- Rasio aktivitas, yang mengukur sampai seberapa besar efektifitas perusahaan dalam mengerjakan sumber-sumber dayanya.
- Rasio profitabilitas, yang mengukur efektivitas manajemen secara keseluruhan sebagaimana ditunjukkan dari keuntungan yang diperoleh dari penjualan dan investasi atau yang menunjukkan hasil akhir dari sejumlah kebijaksanaan dan keputusan-keputusan.
Analisis Rasio Keuangan
Laporan keuangan memberikan informasi yang berhubungan dengan tingkat rasio likuiditas, solvabilitas, profibitabilitas, risiko, aliran kas. Rasio-rasio tersebut terbentuk dari perbandingan antar rekening dari laporan keuangan yang dapat dipakai sebagai indikator kinerja keuangan perusahaan.
Selanjutnya Weston (1992) memberikan pengelompokan rasio keuangan lebih rinci yakni:
- Rasio likuiditas adalah rasio keuangan yang mengukur kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya yang akan jatuh tempo. Rasio ini terdiri dari rasio lancar (current ratio), rasio singkat atau rasio sangat lancar (quick ratio atau acid test ratio).
- Rasio solvabilitas (leverage ratio) adalah rasio keuangan yang memberikan ukuran atas dana yang disediakan oleh pemilik dibanding yang disediakan oleh kreditur. Perusahaan yang mempunyai solvabilitas yang rendah mempunyai risiko kerugian yang lebih kecil, pada saat keadaan perekonomi menurun dan juga mengakibatkan rendahnya tingkat return saat kondisi perekonomian tinggi. Sebaliknya perusahaan yang mempunyai rasio solvabilitas yang tinggi akan menghadapi risiko kerugian yang besar saat perekonomian menurun tetapi juga memiliki peluang mendapatkan laba yang tinggi saat perekonomi bertumbuh. Jenis solvabilitas antara lain adalah rasio hutang (debt ratio) dan times interest earned.
- Rasio aktivitas (activity ratio) adalah rasio keuangan yang memberikan ukuran tingkat efektivitas perusahaan dalam memanfaatkan sumber - sumber daya yang dimilikinya. Rasio ini membandingkan antara tingkat penjualan dengan investasi dalam berbagai rekening aktiva. Jenis rasio aktivitas antara lain perputaran persediaan (inventory turnover), perputaran piutang (average collection periode), perputaran aktiva tetap (fixed assets turnover) perputaran total akiva (total assets turnover).
- Rasio profitabititas (profitability ratio) adalah rasio keuangan yang mengukur tingkat kemampuan perusahaan mendatangkan laba atau atau mengukur efektivitas pengelolahan perusahaan. Jenis rasio profitabilitas ar.tara lain margin laba penjualan (profit margin on sales), hasil pengembalian total aktiva (return on total assets), dan tingkat pengembalian ekuitas (return on equity).
- Rasio Pertumbuhan (growth ratio) adalah rasio keuangan yang mengukur seberapa baik perusahaan mempertahankan kondisi ekonominya di sektor industrinya sendiri. Jenis rasio ini antara lain pendapatan per lembar sahan (earning per share) dan dividen per saham (dividend per share).
- Rasio penilaian (valuation ratio) adalah rasio keuangan yang memberikan ukuran konprehensip unuk menilai hasil kinerja perusahaan. Rasio ini mencerminkan pengaruh kombinasi dari risiko dan tingkat return saham. Jenis rasio ini antara lain harga saham terhadap perdapatan (price earning rasio) dan rasio nilai pasar saham terhadap nilai buku (price book value).
Analisis dan interpretasi dari macam-macam rasio keuangan dapat memberikan informasi yang lebih baik tentang kondisi dan prestasi perusahaan kepada para analis investasi, dan kreditur. Analisis rasio keuangan dapat pula memberikan informasi tentang sejarah kinerja keuangan dan posisi saat ini dan berguna untuk memprediksi kinerja keuangan ke depan.
sumber :
http://pengertian-pengertian-info.blogspot.co.id/2015/12/pengertian-dan-tujuan-analisis-laporan.html