Kamis, 23 Juni 2016

ANALISIS INVENTASI MODAL

ANALISIS KEPUTUSAN INVESTASI
Dalam pengambilan keputusan investasi, opportunity cost memegang peranan yang penting. Opportunity cost merupakan pendapatan atau penghematan biaya yang dikorbankan sebagai akibat dipilihnya alternatif tertentu. Misalnya dalam penggantian mesin lama dengan mesin baru, harga jual mesin lama harus diperhitungkan dalam mempertimbangkan investasi pada mesin baru.
Dalam prinsip akuntansi yang lazim, biaya bunga modal sendiri tidak boleh diperhitungkan sebagai biaya. Dalam pengambilan keputusan investasi, biaya modal sendiri justru harus diperhitungkan.
Analisis biaya dalam keputusan investasi lebih dititikberatkan pada aliran kas, karena saat penelimaan kas dalam investasi memilki nilai waktu uang. Satu rupiah yang diterima sekarang lebih berharga dibandingkan dengan satu rupiah yang diterima di masa yang akan datang. Oleh karena itu, meskipun untuk perhitungan laba perusahaan, biaya diperhitungkan berdasarkan asas akrual, namun dalam perhitungan pemilihan investasi yang memperhitungkan nilai waktu uang, biaya yang diperhitungkan adalah biaya tunai.
PAJAK PENGHASILAN
Karena keputusan investasi didasarkan pada aliran kas, maka pajak atas laba merupakan unsur informasi penting yang ikut dipertimbangkan dalam perhitungan aliran kas untuk pengambilan keputusan investasi. Jika suatau usulan investasi diperkirakan akan mengakibatkan penghematan biaya atau tanbahan pendapatan, maka disisi lain akan mengakibatkan timbulnya laba diferensial, yang akan menyebabkan tambahan pajak penghasilan yang akan dibayar oleh perusahaan. Oleh karena itu dalam memperhitungkan aliran kas keluar dari investasi, perlu diperhitungkan pula tambahan atau pengurangan pajak yang harus dibayar akibat adanya penghematan biaya atau penambahan pendapatan tersebut dan sebaliknya.
KRITERIA PENILAIAN INVESTASI
Dalam pemilihan usulan investasi, manajemen memerlukan informasi akuntansi sebagai salah satu dasar penting untuk menentukan pilihan investasi. Informasi akuntansi dimasukkan dalam suatu model pengambilan keputusan yang berupa kriteria penilaian investasi untuk memungkinkan manajemen memilih investasi terbaik di antara alternatif investasi yang tersedia.
Ada beberapa metode untuk menilai perlu tidaknya suatu investasi atau untuk memilih berbagai macam alternatif investasi.
 Pay back method
 Average return on investment
 Present value
 Discounted cash flow (Internal Rate of Return)
 Modified Internal Rate of Return (MIRR)
 Profitability Index (PI)
Pay back Method
Dalam metode ini faktor yang menentukan penerimaan atau penolakan suatu usulan investasi adalah jangka waktu yang diperlukan untuk menutup kembali investasi. Oleh karena itu, dengan metode ini setiap usulan investasi dinilai berdasarkan apakah dalam jangka waktu tertentu yang diinginkan oleh manajemen , jumlah kas masuk atau penghematan tunai yang diperoleh dari investasi dapat menutup investasi yang direncanakan.
Investasi
Pay back period =
Kas masuk bersih
Kelemahan pay back method:
1. Metode ini tidak memeperhitungkan nilai waktu uang.
2. Metode ini tidak memperlihatkan pendapatan selanjutnya setelah investasi pokok kembali.
Kebaikan pay back method:
1. Untuk investasi yang besar resikonya dan sulit diperkirakan, maka metode ini dapat mengetahui jangka waktu yang diperlukan untuk pengembalian investasi.
2. Metode ini dapat digunakan untuk menilai dua investasi yang mempunyai rate of return dan resiko yang sama, sehingga dapat dipilih investasi yang jangka waktu pengembaliannya paling cepat.
3. Metode ini merupakan alat yang paling sederhana untuk penilaian usulan investasi
PV Investasi
Pay back period =
PV Kas masuk bersih
Average Return on Investment
Metode ini sering disebut Financial statement method, karena dalam perhitungannya digunakan angka laba akuntansi
Rata-rata Laba sesudah pajak
Rata-rata kembalian investasi =
Rata-rata investasi
Kriteria pemilihan investasi dengan metode ini adalah: Suatu investasi akan diterima jika tarif kembalian investasinya dapat memenuhi batasan yang telah ditetapkan oleh manajemen.
Kelemahan metode rata-rata kembalian investasi:
1. Belum memperhitungkan nilai waktu uang.
2. Menitik beratkan maslah akuntansi, sehingga kurang memperhatikan data aliran kas dari investasi
3. Merupakan pendekatan jangka pendek.
Present Value Method
Teknik net present value (NPV) merupakan teknik yang didasarkan pada arus kas yang didiskontokan. Ini merupakan ukuran dari laba dalam bentuk rupiah yang diperoleh dari suatu investasi dalam bentuk nilai sekarang. NPV dari suatu proyek ditentukan dengan menhitung nilai sekarang dari arus kas yang diperoleh dari operasi dengan menggunakan tingkat keuntungan yang dikehendaki dan kemudian menguranginya dengan pengeluaran kas neto awal.
NPV = present value dari arus kas operasi – pengeluaran kas neto awal
At Io = nilai investasi atau outlays
NPV = -Io + ∑ ————– At = aliran kas neto pada periode t
( 1 + r ) t r = diacount rate
t = umur proyek.
Jikalau NPV dari suatu proyek positif, hal ini berarti bahwa proyek tersebut diharapkan akan menaikkan nilai perusahaan sebesar jumlah positif dari NPV yang dihitung dari investasi tersebut dan juga bahwa investasi tersebut diharpkan akan menghasilkan tingkat keuntungan yang lebih tinggi daripada tingkat keuntungan yang dikehendaki.
Discounted Cash Flows Method (IRR)
Pada dasarnya metode ini sama dengan metode present value, perbedaanya adalah dalam present value tarif kembalian sudah ditentukan lebih dahulu, sedangkan dalam discounted cash flow justru tarif kembalian yang dihitung sebagi dasar untuk menerima atau menolak suatu usulan investasi. Penentuan tarif kembalian dilakukan dengan metode trial and error, dengan cara sbb;
1. Mencari nilai tunai aliran kas masuk bersih pada tarif kembalian yang dipilih secara sembarang di atas atau dibawah tarif kembalian investasi yang diharapkan.
2. Mengiterpolasikan kedua tarif kembalian tersebut untuk mendapatkan tarif kembalian sesungguhnya.
Modified Internal Rate of Return (MIRR)
MIRR adalah suatu tingkat diskonto yang menyebabkan persent value biaya sama dengan present value nilai terminal,dimana nilai terminal adalah future value dari kas masuk yang digandakan dengan biaya modal.
Nilai terminal  CIFt (1 + k ) n-t
PV Biaya = =
(1 + MIRR )n (1 + MIRR )n
dimana:
CIF t : aliran kas masuk pada periode t
MIRR : modified IRR
n : usia proyek
k : biaya modal proyek/tingkat keuntungan diinginkan
Nilai terminal : future value dari aliran kas masuk yang digandakan dengan biaya modal/return diinginkan.
Profitability Index (PI)
PI adalah nilai tunai semua kas masuk yang diterima sesudah investasi awal dibagi dengan investasi awal.
Nilai tunai penerimaan sesudah investasi awal
PI =
Investasi awal
Bila ada beberapa alternatif proyek, manajemen sebaiknya memilih proyek yang memiliki PI lebih besar dari satu dan yang paling tinggi.
Penilaian Investasi dengan Umur (Usia) Ekonomis Berbeda
 Untuk memilih usulan investasi yang memiliki umur ekonomis berbeda dapat dilakukan dengan dua pendekatan: Chain method atau Replacement method dan Equivalent annual cost.
 Langkah-langkah chain method:
1. Mencari angka kelipatan persekutuan terkecil yang dapat dibagi oleh kedua umur usulan investasi.
2. Menghitung present value biaya dari masing-masing usulan investasi
 Langkah-langkah equivalent annual cost :
1. Menghitung present value dari biaya usulan investasi dengan discount rate tertentu.
2. Mencari annuity factor dari discounted rate yang digunakan untuk menghitung present value investasi yang bersangkutan.
3. Membagi present value masing-masing usulan investasi (poin 1) dengan (poin 2).
4. Usulan investasi yang memiliki biaya ekuivalen tahunan terkecil merupakan usulan yang dipilih.
Pengaruh Inflasi pd Capital Budgeting
Apabila laju inflasi cukup signifikan, maka perlu diperimbangkan dalam keputusan capital budgeting.
Ada dua komponen yang terpengaruh oleh inflasi, yaitu aliran kas masuk dan tingkat penghasilan (rate of return) atau cost of capital yang diinginkan. Oleh karena itu kedua komponen tersebut perlu disesuaikan. Pedoman penyesuaiannya adalah sbb:
1. Kalikan indeks harga dengan aliran kas yang diukur berdasarkan nilai rupiah riil untuk mendapatkan arus kas dengan nilai nominal.
2. Hitung tingkat penghasilan nominal :
(1 + tingkat inflasi ) ( 1 + tingkat penghasilan ) – 1


https://dwiermayanti.wordpress.com/2011/12/09/383/

Selasa, 21 Juni 2016

TUGAS STRUKTUR MODAL

Pengertian Struktur Modal

Tujuan dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai perusahaan yang bergantung pada arus dana dimasa datang dan tingkat pendapatan untuk mengkapitalisasi arus dana, sehingga perusahaan diharapkan dapat meningkatkan kesejahteraan para pemilik perusahaan.
Pengertian struktur modal menurut Martono dan D. Agus Harjito (2010; 240) menyatakan :
Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang jangka panjang terhadap modal sendiri”.
Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan (defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari luar, yaitu hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana, perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien. Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal yang optimal.

Teori Struktur Modal

Dalam teori struktur modal diasumsikan bahwa perubahaan struktur modal berasal dari penerbitan obligasi dan pembelian kembali saham biasa atau penerbitan saham baru. Menurut Martono dan D. Agus Harjito (2010;242)adalah sebagai berikut:

1.  Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net Operating Income Approach)
Pendekatan laba operasi bersih dikemukakan leh David Durand pada tahun 1952.Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa investor memiliki reakasi yan berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan.Pendekatan ini melihat bahwa biaya modal rata-rata terimbang bersifat konstan berapapun tingkat hutang yang digunakan oleh perusahaan.Dengan demikian, pertama, diasumsikan bahwa biaya hutang konstan.Kedua, penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilih modal sendiri dilihat sebagai peningkatan resiko perusahaan. Artinya apabila perusahaan menggunakan hutang yang lebih besar, maka pemilik saham akan memperoleh laba yang semakin kecil. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat meningkatnya risiko perusahaan. Akibatnya biaya modal rata-rata terimbang akan berubah.

2.  Pendekatan Tradisional
Pada pendekatan tradisional diasumsikan terjadi perubahan struktur modal yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui penggunaan financial leverage(hutang dibagi modal sendiri atau B/S).
Dengan menggunakan pendekatan tradisional, bisa diperoleh struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang memberikan biaya modal keseluruhan yang terendah dan memberikan harga saham yang tertinggi.Hal ini disebabkan karena berubahnya tingkat kapitalisasi perusahaan.

3.  Pendekatan Modigliani dan Miller (MM Approach)
Modigliani dan Miller berpendapat bahwa pembagian struktur modal perusahaan antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan atas nilai investasi. Yaitu karena nilai investasi total perusahaan tergantung dari keuntungan dan resiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun struktur modalnya berubah. Asumsi-asumsi yang digunakan MM adalah :
a.       Pasar modal adalah sempurna, dan investor bertindak rasional.
b.      Nilai yang diharapkan dari distribusi probabilitas semua investor sama.
c.       Perusahaan mempunyai risiko usaha yang sama.
d.      Tidak ada pajak.
  1. PT”ABC” semula hutang sebesar Rp 30.000.000 dengan bunga 5% dan laba operasi bersih Rp 10.000.000,- Misalkan tingkat kapitalisasi modal sendiri(tingkat kapitalisasi berarti tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk modal sendiri sebesar 11%. Kalau kita hitung penilaian perusahaan sebagai berikut :
      O          Laba bersih operasi                    Rp 10.000.000
      F      Bunga 5% x Rp 30.000.000             Rp   1.500.000(-)
      E      Laba tersedia untuk        Rp   8.500.000
              pemegang saham
      ke    Tingkat kapitalisasi MS                   0,11       (:)
       S     Nilai pasar  Saham                            Rp 77.727.700
B   Nilai pasar obligasi                                     Rp  30.000.000(+)
V   Nilai keseluruhan Persh                          Rp107.277.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau
ko  =  O  =    Rp 10.000.000            x 100% =  9,32 %
                V             Rp 107.277.000
Bila perusahaan mempunyai 850 lb saham, maka harga per lb saham =  Rp 77.277.000  Rp 90.910,-
                                                       850
2. Sekarang bila perusahaan ingin mengganti obligasi 
    dengan saham.Nilai obligasi pd soal.1 Rp30.000.000, 
    sedang harga saham Rp 90.910/lb, maka diperlukan
    maka diperlukan Rp 30.000.000 : Rp 90.910 = 330 lb.
Sehingga sekarang obligasi dibelanjai dengan modal sendiri semuanya, maka tingkat keuntungan yang disyaratkan menjadi lebih rendah yaitu 10%. Maka besarnya ko (tingkat kapitalisasi keseluruhan) dapat dihitung sebagai berikut :
O             Laba operasi                                       Rp 10.000.000
F              Bunga                                                   Rp               0                (-)
E              Laba tersedia untuk                         Rp 10.000.000
                pemegang saham
ke           Tingkat kapitalisasi MS                                   0,10                (:)
S              Nilai pasar saham                                             Rp100.000.000
B             Nilai pasar obligasi                           Rp               0                 (+)
V             Nilai keseluruhan persh                Rp100.000.000

Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau
ko           =  O  Rp10.000.000           x 100%              = 10%
                    V            Rp100.000.000
Sehinga harga saham menjadi
Rp 100.000.000             =  Rp 84.750,-
         (850 + 330)
Dengan demikian harga saham turun krn perubahan struktur modal.
3. Misalkan   sekarang (dari contoh no.1)  perusahaan  
     menambah  modal  asingnya dengan Rp 30.000.000
     lagi,  sehingga  menjadi  Rp 60.000.000,- dan saham 
     akan berkurang sebesar 330 lembar (Rp30.000.000 :
     Rp 90.910), shg saham tinggal 520 lb (850lb – 330lb)
     Dan tingkat kapitalisasi 14%, bunga obligasi yang

Harus dibayar meningkat 6%. Sehingga besarnya ko(tingkat kapitalisi keseluruhan) dapat dihitung sebagai berikut :
O             Laba bersih operasi                         Rp 10.000.000
F              Bunga 6% x Rp 60.000.000            Rp   3.600.000(-)
E              Keuntungan untuk                           Rp 64.000.000
                pemegang saham  biasa
ke           Tingkat kapitalisasi MS                   0,14              (:)
S              Nilai pasar saham                             Rp 45.714.000(+)
V             Nilai Keseluruhan                            Rp105.714.000


Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau 
ko           = O  = Rp 10.000.000     x 100% = 9,46%
                    V     Rp 105.714.000
Harga per lb saham = Rp 45.714.000 =Rp 87.910,-
                                                                                520
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan dengan pendekatan tradisional diatas bahwa struktur modal yang optimal pada contoh no.1 yaitu Rp 107.277.000,- memberikan biaya modal yang terendah 9,32% dan memberikan harga saham yang tertinggi Rp 90.910,- dibandingkan soal no.1 dan no.3

Contoh : II
PT”Wahana” mempunyai struktur modal yang terdiri dari 100% modal sendiri, laba sebelum bunga dan pajak Rp 4.000.000,-dan tingkat kapitalisasi sebesar 10 % tarip pajak 20 %
  1. Dengan menggunakan anggapan pasar modal yang sempurna, gambarkan biaya modal perusahaan untuk berbagai tingkat hutang (anggap bahwa perusahaan menarik  hutang untuk membeli kembali saham yang beredar). Apa yang terjadi dengan biaya modal dengan adanya leverage.
  2. Anggaplah sekarang ada biaya kebangkrutan. Apa yang terjadi dengan biaya modal pada contoh diatas ?
Penyelesaian :
       a.     Misalkan perusahaan mempunyai hutang dengan biaya modal (cost of debt) sebelum pajak 6%, pada berbagai leverage/hutang Rp 5.000.000 dan Rp 10.000.000,-
Untuk mencari biaya modal, kita harus mencari dulu berapa nilai perusahaan pada berbagai tingkat hutang. Rumus yang digunakan (dengan anggapan hutang bersifat selamanya).
                VL           =    VU      +    t B
Dimana :
VL  = Nilai perusahaan yang menggunakan hutang.
VU  =  Nilai persh yang tidak menggunakan hutang.
t    =  Tarip pajak.
B   =  Nilai hutang


Vu          =   Laba operasi (1 – t)
                                                ke
                = Rp 4.000.000 (1 – 0,20)  = Rp 32.000.000,-
                                                0,10
Dengan demikian mk apabila hutang yg digunakan Rp 5.000.000,-
VL  = 32.000.000 + (0,20)5.000.000 = Rp33.000.000
Apabila hutang yg digunakan Rp 10.000.000, maka
VL = 32.000.000 +(0,20)10.000.000=Rp 34.000.000
Perhitunga selanjutnya bisa dilakukan sbb


Kalau digambarkan dalam suatau grafik dari perhitungan tersebut :
                10 %    .      Biaya Modal       
                8,89% .
                8 %      .
               
           0                   17,57%             41,67%    Hutang/MS


http://adaddanuarta.blogspot.co.id/2014/11/struktur-modal-menurut-para-ahli.html