Pengertian Struktur Modal
Tujuan dari manajemen keuangan adalah memaksimalkan nilai
perusahaan yang bergantung pada arus dana dimasa datang dan tingkat pendapatan
untuk mengkapitalisasi arus dana, sehingga perusahaan diharapkan dapat
meningkatkan kesejahteraan para pemilik perusahaan.
Pengertian struktur modal menurut Martono dan D.
Agus Harjito (2010; 240) menyatakan :
“Struktur modal adalah perbandingan atau imbangan
pendanaan jangka panjang perusahaan yang ditunjukkan oleh perbandingan hutang
jangka panjang terhadap modal sendiri”.
Pemenuhan kebutuhan dana perusahaan dari sumber modal
sendiri berasal dari modal saham, laba ditahan, dan cadangan. Jika dalam
pendanaan perusahaan yang berasal dari modal sendiri masih mengalami kekurangan
(defisit) maka perlu dipertimbangkan pendanaan perusahaan yang berasal dari
luar, yaitu hutang (debt financing). Namun dalam pemenuhan kebutuhan dana,
perusahaan harus mencari alternatif-alternatif pendanaan yang efisien.
Pendanaan yang efisien akan terjadi bila perusahaan mempunyai struktur modal
yang optimal.
Teori Struktur Modal
Dalam teori struktur modal diasumsikan bahwa perubahaan
struktur modal berasal dari penerbitan obligasi dan pembelian kembali saham
biasa atau penerbitan saham baru. Menurut Martono dan D. Agus
Harjito (2010;242)adalah sebagai berikut:
1. Pendekatan Laba Operasi Bersih (Net
Operating Income Approach)
Pendekatan laba operasi bersih dikemukakan leh David Durand
pada tahun 1952.Pendekatan ini menggunakan asumsi bahwa investor memiliki
reakasi yan berbeda terhadap penggunaan hutang perusahaan.Pendekatan ini melihat
bahwa biaya modal rata-rata terimbang bersifat konstan berapapun tingkat hutang
yang digunakan oleh perusahaan.Dengan demikian, pertama, diasumsikan bahwa
biaya hutang konstan.Kedua, penggunaan hutang yang semakin besar oleh pemilih
modal sendiri dilihat sebagai peningkatan resiko perusahaan. Artinya apabila
perusahaan menggunakan hutang yang lebih besar, maka pemilik saham akan
memperoleh laba yang semakin kecil. Oleh karena itu tingkat keuntungan yang
disyaratkan oleh pemilik modal sendiri akan meningkat sebagai akibat
meningkatnya risiko perusahaan. Akibatnya biaya modal rata-rata terimbang akan
berubah.
2. Pendekatan Tradisional
Pada pendekatan tradisional diasumsikan terjadi perubahan
struktur modal yang optimal dan peningkatan nilai total perusahaan melalui
penggunaan financial leverage(hutang dibagi modal sendiri atau
B/S).
Dengan menggunakan pendekatan tradisional, bisa diperoleh
struktur modal yang optimal yaitu struktur modal yang memberikan biaya modal
keseluruhan yang terendah dan memberikan harga saham yang tertinggi.Hal ini
disebabkan karena berubahnya tingkat kapitalisasi perusahaan.
3. Pendekatan Modigliani dan Miller (MM
Approach)
Modigliani dan Miller berpendapat bahwa pembagian struktur
modal perusahaan antara hutang dan modal sendiri selalu terdapat perlindungan
atas nilai investasi. Yaitu karena nilai investasi total perusahaan tergantung
dari keuntungan dan resiko, sehingga nilai perusahaan tidak berubah walaupun
struktur modalnya berubah. Asumsi-asumsi yang digunakan MM adalah :
a. Pasar modal
adalah sempurna, dan investor bertindak rasional.
b. Nilai yang diharapkan
dari distribusi probabilitas semua investor sama.
c. Perusahaan
mempunyai risiko usaha yang sama.
d. Tidak ada pajak.
- PT”ABC”
semula hutang sebesar Rp 30.000.000 dengan bunga 5% dan laba operasi
bersih Rp 10.000.000,- Misalkan tingkat kapitalisasi modal sendiri(tingkat
kapitalisasi berarti tingkat keuntungan yang disyaratkan untuk modal
sendiri sebesar 11%. Kalau kita hitung penilaian perusahaan sebagai
berikut :
O Laba bersih operasi Rp 10.000.000
F Bunga 5% x Rp 30.000.000 Rp 1.500.000(-)
E Laba tersedia untuk Rp 8.500.000
pemegang
saham
ke Tingkat kapitalisasi MS 0,11 (:)
S Nilai pasar Saham Rp
77.727.700
B Nilai pasar
obligasi Rp 30.000.000(+)
V Nilai keseluruhan
Persh Rp107.277.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau
ko = O = Rp 10.000.000 x 100% = 9,32 %
V
Rp 107.277.000
Bila perusahaan mempunyai 850 lb saham, maka harga per lb
saham = Rp 77.277.000 = Rp
90.910,-
850
2. Sekarang bila perusahaan ingin mengganti obligasi
dengan saham.Nilai
obligasi pd soal.1 Rp30.000.000,
sedang harga saham
Rp 90.910/lb, maka diperlukan
maka diperlukan Rp
30.000.000 : Rp 90.910 = 330 lb.
Sehingga sekarang obligasi dibelanjai dengan modal sendiri
semuanya, maka tingkat keuntungan yang disyaratkan menjadi lebih rendah yaitu
10%. Maka besarnya ko (tingkat kapitalisasi keseluruhan) dapat dihitung sebagai
berikut :
O Laba
operasi Rp
10.000.000
F Bunga Rp
0 (-)
E Laba
tersedia untuk Rp
10.000.000
pemegang
saham
ke Tingkat
kapitalisasi MS 0,10
(:)
S Nilai
pasar saham Rp100.000.000
B Nilai
pasar obligasi Rp
0 (+)
V Nilai
keseluruhan persh Rp100.000.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau
ko = O = Rp10.000.000 x 100% = 10%
V Rp100.000.000
Sehinga harga saham menjadi
= Rp 100.000.000 =
Rp 84.750,-
(850 + 330)
Dengan demikian harga saham turun krn perubahan struktur
modal.
3. Misalkan sekarang
(dari contoh no.1) perusahaan
menambah modal
asingnya dengan Rp 30.000.000
lagi, sehingga
menjadi Rp 60.000.000,- dan
saham
akan berkurang
sebesar 330 lembar (Rp30.000.000 :
Rp 90.910), shg
saham tinggal 520 lb (850lb – 330lb)
Dan tingkat
kapitalisasi 14%, bunga obligasi yang
Harus dibayar meningkat 6%. Sehingga besarnya ko(tingkat
kapitalisi keseluruhan) dapat dihitung sebagai berikut :
O Laba bersih
operasi Rp
10.000.000
F Bunga 6%
x Rp 60.000.000 Rp 3.600.000(-)
E Keuntungan
untuk Rp
64.000.000
pemegang
saham biasa
ke Tingkat
kapitalisasi MS 0,14 (:)
S Nilai
pasar saham Rp
45.714.000(+)
V Nilai
Keseluruhan Rp105.714.000
Jadi tingkat kapitalisasi keseluruhan atau
ko = O = Rp 10.000.000 x 100% = 9,46%
V
Rp 105.714.000
Harga per lb saham = Rp 45.714.000 =Rp 87.910,-
520
Kesimpulan :
Dari hasil perhitungan dengan pendekatan tradisional diatas
bahwa struktur modal yang optimal pada contoh no.1 yaitu Rp 107.277.000,-
memberikan biaya modal yang terendah 9,32% dan memberikan harga saham yang
tertinggi Rp 90.910,- dibandingkan soal no.1 dan no.3
Contoh : II
PT”Wahana” mempunyai struktur modal yang terdiri dari 100%
modal sendiri, laba sebelum bunga dan pajak Rp 4.000.000,-dan tingkat
kapitalisasi sebesar 10 % tarip pajak 20 %
- Dengan
menggunakan anggapan pasar modal yang sempurna, gambarkan biaya modal
perusahaan untuk berbagai tingkat hutang (anggap bahwa perusahaan
menarik hutang untuk membeli
kembali saham yang beredar). Apa yang terjadi dengan biaya modal dengan
adanya leverage.
- Anggaplah
sekarang ada biaya kebangkrutan. Apa yang terjadi dengan biaya modal pada
contoh diatas ?
Penyelesaian :
a. Misalkan perusahaan mempunyai hutang
dengan biaya modal (cost of debt) sebelum pajak 6%, pada berbagai
leverage/hutang Rp 5.000.000 dan Rp 10.000.000,-
Untuk mencari biaya modal, kita harus mencari dulu berapa
nilai perusahaan pada berbagai tingkat hutang. Rumus yang digunakan (dengan
anggapan hutang bersifat selamanya).
VL =
VU + t
B
Dimana :
VL = Nilai perusahaan
yang menggunakan hutang.
VU = Nilai persh yang tidak menggunakan hutang.
t = Tarip pajak.
B = Nilai hutang
Vu =
Laba operasi (1 – t)
ke
= Rp
4.000.000 (1 – 0,20) = Rp
32.000.000,-
0,10
Dengan demikian mk apabila hutang yg digunakan Rp
5.000.000,-
VL = 32.000.000 +
(0,20)5.000.000 = Rp33.000.000
Apabila hutang yg digunakan Rp 10.000.000, maka
VL = 32.000.000 +(0,20)10.000.000=Rp 34.000.000
Perhitunga selanjutnya bisa dilakukan sbb
Kalau digambarkan dalam suatau grafik dari perhitungan
tersebut :
10
% . Biaya Modal
8,89% .
8
% .
0 17,57% 41,67% Hutang/MS
http://adaddanuarta.blogspot.co.id/2014/11/struktur-modal-menurut-para-ahli.html
Izin Copast yaa
BalasHapus